Organisasi kampus bukan barang baru bagi mahasiswa. Ada banyak beragam organisasi kampus yang telah ada sejak lalu dan masih eksis sampai detik ini.
Mengikuti organisasi adalah suatu hal yang menarik sekaligus menantang bagi seorang mahasiswa. Bakal ada banyak pengalaman keterampilan yang akan didapat. Tak hanya itu, relasi organisasi akan semakin luas dan beragam.
Perlu diketahui, aktif menjadi bagian dari organisasi kampus dapat memberikan sedikit nilai tambah ketika melamar suatu pekerjaan nantinya. Bagi perusahaan, ini adalah salah satu bukti bahwa ketika berkuliah aktif untuk berkontribusi di lingkungan sekitar dan aktif di kegiatan kepanitiaan organisasi.
Tak hanya itu, pengalaman organisasi juga menjadi modal dasar untuk bergabung menjadi anggota partai politik. Lho kok bisa?
Iya, karena relasi yang terbentuk tidak hanya di lingkungan teman-teman seangkatan, melainkan juga relasi dengan senior-senior yang sudah lama lulus dan sudah bekerja, terutama yang aktif di instansi partai politik. Senior inilah yang menjadi pintu masuk untuk terjun ke dunia partai politik.
Namun, umumnya organisasi dengan relasi yang luas kebanyakan dimiliki oleh organisasi ekstra kampus. Organisasi yang tidak memiliki kantor di dalam kampus dan lebih banyak aktif di kegiatan luar kampus.
Apa yang dimaksud dengan organisasi ekstra kampus?
Dari istilah yang digunakan, organisasi ekstra kampus merupakan organisasi yang bergerak di luar kampus. Namun, pelaku-pelakunya adalah mahasiswa yang berkuliah di perguruan tinggi.
Organisasi ekstra kampus adalah organisasi yang tidak terikat dan tidak di bawah struktural organ-organ kampus. Sebagai konsekuensinya, organisasi ini tidak menjadi bagian dari lembaga perguruan tinggi, sehingga dana kegiatan tidak berasal dari pihak kampus.
Walaupun demikian, jaringan yang dimiliki organisasi ekstra kampus jauh lebih luas dibandingkan organisasi intra kampus.
Apa bedanya organisasi ekstra dan organisasi intra?
Kamu pasti bertanya soal ini. Jadi perbedaannya adalah hubungan struktural dengan instansi perguruan tinggi. Organisasi intra kampus adalah organisasi yang memiliki hubungan strukturan formal dengan lembaga kampus. Sedangkan organisasi ekstra kampus independen dan bebas dari pengaruh intervensi kampus.
Jenis-jenis organisasi ekstra kampus
Memangnya organisasi ekstra apa saja? Biar kamu nggak makin penasaran, berikut adalah beberapa organisasi ekstra kampus yang wajib kamu kenal.
1. Himpunan Mahasiswa Islam
Pada setiap aksi demonstrasi yang dimotori oleh mahasiswa, kamu pasti sering melihat bendera dengan wana dominan hijau dan hitam. Dengan iringan orasi dan teatrikal, bendera tersebut dikibarkan sebagai usaha untuk meningkatkan eksistensi identitasnya. Bendera tersebut adalah bendera simbol logo Himpunan Mahasiswa Islam.
Himpunan Mahasiswa Islam yang biasa disingkat dengan HMI ini merupakan organisasi mahasiswa Islam tertua di Indonesia. HMI lahir pada tanggal 5 Februari 1947. Atau dalam kalender hijriyah 15 Rabiul Awwal 1366 H.
Sepak terjang dari organisasi ini sudah pasti tak diragukan lagi. Kelahiran organisasi yang tidak jauh berbeda dengan kelahiran Negara Republik Indonesia tentu menjadi dasar validasinya. Beragam aksi advokasi sudah banyak dilakoni.
Alumni dari HMI sendiri sudah banyak bertebaran di berbagai sektor baik pemerintahan maupun dunia usaha dan sektor lainnya. Beberapa tokoh yang masyhur di antaranya Prof. Mahfud. MD, Jusuf Kalla, Nurcholish Madjid, Amien Rais, Anies Rasyid Baswedan, Zulkifli Hasan, dan masih banyak lagi.
HMI didirikan oleh Lafran Pane Yogyakarta. Selain, Lafran Pane ada beberapa tokoh yang juga turut membidani lahirnya organisasi. Dilansir dari detik.com, orang-orang tersebut di antaranya, Karnoto Zarkasyi, Dahlan Husein, Siti Zainah, Maisaroh Hilal, Soewali, Yusdi Ghozali, Mansyur Anwar, Hasan Basri, Marwan, Zulkarnaen, Tayep Razak, Toha Mashudi dan Bidron Hadi.
Organisasi ini banyak bergerak di bidang advokasi kemanusiaan dengan berprinsip pada nilai-nilai keislaman.
2. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
Adanya organisasi ini banyak dilatarbelakangi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang menstimulus kelahiran PMII adalah adanya keinginan untuk membentuk organisasi mahasiswa Nahdhatul Ulama. Pada saat itu, belum ada organisasi yang berbasis mahasiswa khusus untuk menaungi pemudah-pemuda Nahdhatul Ulama. Dengan keinginan kuat tersebut, maka lahirlah organisasi bernama PMII ini.
Hampir sama dengan dengan HMI, PMII banyak bergerak di bidang advokasi di tingkat masyarakat. Melakukan serangkaian penyelesaian masalah-masalah yang jamak ditemukan pada masyarakat yang termarjinalkan. Tak jarang, dalam sebuah aksi demonstrasi HMI dan PMII memiliki semangat yang sama, sehingga melakukan advokasi secara kolektif.
Adapun tokoh-tokoh dari PMII yang memiliki nama terkenal di antaranya, Muhaimin Iskandar, Imam Nachrawi, Khofifah Indar Parawangsa, Lukman Hakim Saifuddin, dan masih banyak lagi.
Dengan semangat untuk memperjuangkan keadilan di masyarakat dan banyak tersebar di berbagai kampus di Indonesia, PMII menjadi salah satu organisasi yang bisa kamu coba untuk mengembangkan potensimu dan mengasah kepekaan terhadap kelompok masyarakat rentan.
3. Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
Berbeda dengan organisasi-organisasi sebelumnya, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia atau disingkat GMNI ini tidak didasarkan ada prinsip agama-agama tertentu. Melainkan bersifat universal dan beragam. GMNI sendiri berprinsip pada ajaran Marhaenisme yang dipelopori oleh Proklamator Ir. Soekarno.
GMNI berdiri pada 23 Maret 1954, sedikit lebih tua dibanding PMII dan sedikit lebih muda dibanding HMI. GMNI berangkat dari keinginan organisasi Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (GMDI) di sekitar tahun 1953 untuk menyatukan dengan cara meleburkan jadi 1 berbagai organisasi. Organisasi-organisasi yang hendak dilebur adalah organisasi yang berasaskan ajaran Marhaenisme. Beberapa organisasi yang berasaskan pada prinsip Marhaenisme adalah Gerakan Mahasiswa Merdeka dan Gerakan Mahasiswa Marhaenis.
Upaya yang diinisiasi oleh GMDI kemudian menghasilkan kesepakatan, yaitu melakukan fusi terhadap 3 organisasi berasaskan ajaran Marhaenisme Soekarno menjadi GMNI.
Hampir sama dengan organisasi ekstra sebelumnya, GMNI bergerak di bidang advokasi permasalahan sosial di masyarakat. Kepedulian ini ditunjukkan dengan keaktifan GMNI di aksi-aksi bersama dengan organisasi lainnya seperti HMI maupun PMII.
Sebagai organisasi mahasiswa yang cukup tua, GMNI telah menelurkan alumni-alumni yang berkualitas. Beberapa di antaranya aktif berkontribusi di pemerintahan dan juga di gerakan partai politik. Beberapa di antaranya adalah Megawati Soekarnoputri, Soekarwo, Ganjar Pranowo, Djarot Saiful Hidayat, Taufiq Kiemas, dan masih banyak lagi.
Saat ini, GMNI telah banyak tersebar di berbagai kampus-kampus di Indonesia. Apabila kamu tertarik, kamu bisa langsung cari kontak pihak terkait.
4. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Tepat 4 tahun setelah PMII lahir, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) lahir di Yogyakarta. IMM lahir pada 14 Maret 1964 atau 29 Syawal 1384 H. Organisasi ini cukup familiar terutama di kampus-kampus yang di bawah naungan organisasi masyarakat Muhammadiyah. Tak perlu heran, karena IMM merupakan organisasi otonom dari Muhammadiyah. Sehingga, segala bentuk gerakannya mengikuti sejalan dengan tujuan besar Muhammadiyah.
Latar belakang berdirinya organisasi ini tidak lepas dari dinamika organisasi Islam pada masa itu. Salah satunya adalah pembubaran Masyumi. Setelah pembubaran partai politik tersebut, mendorong kalangan muda dan mahasiswa Muhammadiyah membentuk organisasi otonom.
IMM dengan basis warga Muhammadiyah juga memiliki ranah gerak yang hampir sama dengan organisasi ekstra lainnya, yaitu advokasi terhadap isu-isu sosial yang terjadi.
Beberapa tokoh terkenal dari IMM di antaranya Din Syamsuddin, Dzawin Nur, Dahnil Anzar Simanjuntak, dan masih banyak lagi.
Saat ini, IMM tidak hanya hadir di kampus-kampus milik Muhammadiyah, melainkan sudah mulai berkembang di berbagai perguruan tinggi yang tidak di bawah naungan kontrol Muhammadiyah.
Dengan sebaran cabang organisasi yang cukup baik, IMM dapat menjadi salah satu organisasi ekstra yang dapat kamu coba.
5. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)
Apabila sedari tadi organisasi ekstra mahasiswa yang disebutkan kebanyakan menggunakan prinsip Islam sebagai dasarnya, maka selanjutnya adalah organisasi ekstra dengan basis beragama Kristen. Organisasi ini bernama Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) yang berdiri pada 9 Februari 1950. Walaupun demikian, sejatinya organisasi cikal bakal GMKI bernama Christelijke Studenten Vereeniging op Java sudah cukup lama berdiri yaitu pada 28 Desember 1932.
GMKI menjadi basis bagi mahasiswa beragama Kristen untuk menyalurkan potensi dan kepeduliannya terhadap isu-isu sosial. GMKI berprinsip pada kemahasiswaannya, kekristenannya, dan keindonesiaannya.
Adapun tokoh-tokoh populer yang dihasilkan oleh GMKI di antaranya, Panda Nababan, Bungaran Saragih, Yasonna Hamonangan Laoly, Martin Hutabarat, dan masih banyak lagi.
Dikutip dari GMKIKENDARI.OR.ID, GMKI sudah memiliki lebih dari 100 cabang di seluruh Indonesia. Ini mengindikasikan bahwa GMKI memiliki basis anggota yang cukup kuat. Apabila kamu tertarik dengan organisasi ini, kamu bisa langsung cara akun Instagram sesuai perguruan tinggimu.
Penutup
Organisasi kampus umumnya bergerak di bidang advokasi kemasyarakatan. Walaupun terkadang berbeda-beda latar belakang ajaran yang mendasari, organisasi ekstra kampus kebanyakan tergabung dalam satuan bernama Kelompok Cipayung. Dengan banyaknya kerja sama dan jaringan tersebut, akan memberikan manfaat relasi yang luas bagi anggotanya.
Organisasi ekstra kampus apa saja?